Sewaktu kata-kata hampir dengan kita.
Bilakah kisah cinta kita akan tercoret seperti Surat-surat dari Maninjau ? Hari ini kata-kata terlalu hampir dengan aku. Setelah selesai membaca Surat-surat dari Maninjau yang sarat dengan fakta, aku cuba tenggelam dalam sajak-sajak cinta Adinata, Aku namakan engkau angin. Ternyata kesepian lebih indah apabila diisi dengan baris demi baris kata-kata. Waktu terhenti ketika aku menyelak dari halaman pertama hingga ke halaman penghabisan. Kadang-kadang aku berada di Melaka, melewati senja di pesisir Sungai Melaka. Kadang-kadang aku terbang ke Danau Maninjau, menghirup secawan kopi sambil hujung kaki merasai kedinginan Tasik Maninjau nan hijau. Sewaktu petang masih berbaki, sajian sajak-sajak cinta Adinata telah hampir ke halaman terakhir. Katanya cinta adalah hal-hal yang hujungnya ketidakpastian. Aku merenung nasib sendiri sehingga lampu-lampu di jalan menyala, memadamkan angan dalam sedar. Langit mulai gelap. Kepingan-kepingan jingga hilang dari pelupuk mata. Yang ada hanya segu